Mengenal Burung Betet dan Macam-macamnya

Burung Betet Mahir Menirukan Suara Manusia, Kok Bisa?
Burung betet dikelompokkan menjadi dua famili yaitu Psittacidae ( Betet sejati) dan Cacatiuidae ( kakatua), burung betet diketahui sebagai burung yang sangat cerdas dan memiliki kesadaran diri (misalnya, mampu mengenali diri dalam cermin), yang merupakan sifat karakteristik dari hewan yang cerdas. Kekuatan otak dari burung betet jauh lebih unggul jika dibandingkan dengan burung lainnya seperti merpati dan ayam (ayam termasuk burung juga), sehingga mampu membantu mereka untuk menirukan suara yang mereka dengar.
Burung Betet. Betet adalah jenis burung yang mempunyai bentuk lidah dan cara makan yang serupa dengan kakatua. Bentuk dan struktur lidah betet tidak sekuat dan sekokoh lidah kakatua, tetapi lebih kuat dibanding nuri.
Burung betet tidak memiliki pita suara dan sebenarnya tidak dapat berbicara atau memahami apa maksud dari kata-kata. Sebaliknya, dengan belajar mengendalikan otot-otot di tenggorokan untuk mengubah tingkat aliran udara, mereka sejatinya hanya mengulang bunyi dan suara-suara yang mereka dengar. Beberapa spesies merupakan “tukang bicara” yang lebih baik daripada yang lainnya, dengan burung betet abu-abu dari Afrika yang dianggap sebagai burung betet yang terbaik.
Selain itu, yang membedakan kelompok betet dengan kakatua adalah tidak adanya bulu jambul yang dapat ditegakkan di kepalanya. Jenis burung betet dapat ditemukan di Afrika, Asia, Amerika Selatan, Australia, dan sekitar Kepulauan Pasifik.

Berikut Beberapa jenis dari kelompok burung betet yang ada di Indonesia :

Nuri bayan atau Bayan (Eclectus roratus) 

Meskipun burung betet di penangkaran mampu menirukan suara manusia, para ilmuwan percaya bahwa mereka mengembangkan keterampilan imitasi tersebut sebagai sarana untuk bertahan hidup. Burung betet membentuk hubungan monogami yang kuat, dan kemampuan menirukan suara diantara pasangan dapat meningkatkan ikatan sosial, yang mengarah ke komunikasi yang lebih efektif dan kecenderungan yang lebih tinggi untuk menghasilkan keturunan. Dalam kelompok yang lebih besar dapat membantu mengidentifikasi anggota kelompok dan meningkatkan kesatuan. Karena sebagian besar jenis burung lainnya tidak memiliki struktur sosial yang maju, mereka tidak perlu untuk mengembangkan kemampuan menirukan suara.
Burung nuri bayan adalah jenis burung yang memiliki ukuran tubuh sekitar 35 cm. Ada perbedaan antara burung jantan dan betina, jantan memiliki warna dominannya hijau dengan sedikit bercak merah pada bagian sayap sebelah dalam, sedangkan betina memiliki warna utamanya merah dengan atau tanpa bercak ungu pada bagian dada serta kuning pada bagian ujung ekornya. Burung Nuri Bayan atau Eclectus Parrot (Eclectus roratus) berukuran sedang. Panjang tubuh sekitar 38 cm dengan berat badan 375 – 550 gram. Salah satu yang unik dari ciri fisik burung Nuri Bayan adalah perbedaan mencolok pada warna bulu antara burung jantan dan betina.

Burung Nuri Bayan jantan didominasi oleh bulu berwarna tubuh hijau, dengan kedua sisi perut dan sayap berwarna merah, warna biru pada bawah sayap, paruh jingga kemerahan dengan ujung paruh kuning, dan kaki abu-abu kehitaman. Sedangkan burung Nuri Bayan betina didominasi oleh bulu berwarna merah, bulu dada, punggung, dan sayap bagian bawah biru keunguan, paruh hitam. Sayap panjang dan membundar sedangkan ekor menyegi.

Suara burung Nuri Bayan berupa kuakan tunggal serupa nada “graaah” yang keras, parau dan meninggi serta suara “kedek-kedek” yang berirama. Burung asli Indonesia ini tergolong sebagai paruh bengkok yang pandai dalam menirukan suara. Layaknya burung Beo dan Kakatua, Nuri Bayan pintar menirukan suara-suara di sekelilingnya.

Memakan biji-bijian dan buah-buahan yang terdapat di hutan. Saat siang lebih sering terlihat sendirian atau berpasangan namun ketika malam bergabung dalam kelompok yang terdiri hingga belasan individu dalam sarang komunal. Sarang berupa lubang di dalam pohon. Sang Betina umumnya bertelur dan menetaskan dua butir telur dalam sekali musim perkawinan.

Selain perbedaan bulunya yang mencolok, burung Nuri Bayan (Eclectus roratus) dikenal dengan beberapa kebiasaan unik lainnya semisal kebiasaan selingkuh (berganti pasangan) yang berbeda dengan kebiasaan burung paruh bengkok lainnya yang umumnya setia terhadap pasangan. Juga kecenderungan induk membunuh anak jantan saat merasa terancam.

Serindit Paruh Merah atau Serindit Sulawesi (Loriculus exilis) 


Burung serindit adalah jenis burung yang memiliki ukuran tubuh sekitar 10 cm, yang termasuk burung yang memiliki tubuh yang kecil dan imut. Burung serindit juga memiliki warna yang dominan yaitu warna hijau dengan punggung berwarna merah. Kebiasaan yang menarik dari burang ini adalah selalu beristirahat dengan bergantungan pada kawat atau ranting pohon, dengan posisi kaki di atas dan kepala di bawah.

Burung Serindit Paruh-Merah memiliki nama latin Loriculus flosculus. Di dunia internasional salah satu spesies burung beo berbadan kecil ini dikenal dengan nama Pygmy hanging-Parrot.

Serindit Paruh-Merah memiliki panjang tubuh sekitar 10,5 cm. Penampakannya terlihat mirip dengan Serindit Sulawesi yang betina, tetapi dengan ukuran tubuh yang lebih kecil dan paruhnya berwarna merah, serta tidak memiliki bercak pada tepian sayap bagian depan.

Serindit Paruh-Merah jantan memiliki bintik-bintik merah pada bagian tenggorokan yang dikelilingi oleh warna biru kehijauan, penutup ekor dan tunggirnya berwarna merah, bagian pangkalnya semu kuning, ekornya berwarna hijau dengan tepi hijau kekuning-kuningan., serta memiliki mata berwarna kuning.

Serindit Paruh-Merah Betina memiliki penampilan yang menyerupai jantan, tetapi tidak memiliki bintik pada tenggorokan atau jika ada jumlahnya hanya sedikit. Selain itu, mata Serindit Paruh-Merah betina berwarna cokelat. Sedangkan untuk burung yang masih remaja, tidak memiliki bintik merah pada bagian tenggorokan, paruhnya berwarna kuning atau coklat, dan matanya berwarna coklat pucat.

Burung Serindit Paruh-Merah merupakan burung endemik Sulawesi. Habitat burung Serindit Paruh-Merah antara lain di hutan primer, hutan mangrove, dan pepohonan di dekat perkampungan. Secara geografis mereka hidup hingga ketinggian 1000 m di atas permukaan laut.

Spesies burung ini cenderung bergabung dalam sebuah kelompok kecil yang terdiri sekitar 5 ekor, dan mencari makan di atas pohon. Pada bulan Mei, sering terlihat ada koloni besar burung ini di hutan mangrove. Kemungkinan bulan-bulan itu adalah masa setelah berkembangbiak.

Menurut data Red List IUCN, populasi burung Serindit Paruh-Merah berada pada status "Hampir Terancam (NT)". Burung jenis ini boleh diperdagangkan asalkan mengikuti peraturan tertentu karena status perdagangan internasionalnya adalah Appendix II.

Serindit Sangihe (Loriculus catamene)

Burung sangihe adalah jenis burung yang tersebar di daerah P. Sangir, di utara Sulawesi, dan memiliki ukuran sekitar 13,5 cm. Burung sangihe memiliki mahkota dan tenggorok bewarna merah, serta paruhnya berwarna hitam dan iris putili kekuningan.

Betet Kelapa Punggung Biru dan Kastura Sulawesi (Tanygnathus sumatranus)

Burung betet kelapa punggung adalah jenis burung yang tersebar didaerah P. Sulawesi dan sekitarnya, serta memiliki ukuran tubuh sekitar 32cm. Perbedaan ini dapat dilihat antara burung jantan dan betina, burung jantan memiliki warna tubuh hijau bagian bawah dan mantel berwarna hijau kekuningan, ujung ekor berwarna hijau kekuningan, sedangkan pada betina memiliki warna hijau tua, biru muda pada tepi bulu sayap, punggung dan daerah pinggang berwarna biru, paruh berwarna merah, dan ujung ekor berwarna putih krem, serta pada Iris berwarna kuning muda.

Mengapa Burung Betet Bisa Berbicara Menirukan Suara Manusia?

Burung Betet atau sebutan lainnya yaitu burung bayan, terdiri dari setidaknya 372 spesies di seluruh dunia dan terbagi dalam 86 marga atau genus. Suara panggilan dan nyanyian burung merupakan kemampuan bawaan dan tidak melibatkan pembelajaran. Kemampuan untuk mempelajari suara dengan cara menirukan sumber suara lain hanya terdapat pada sedikit jenis burung yaitu : jenis burung penyanyi, seperti burung thrush dan burung lyrebird; Kolibri; serta burung beo dan burung betet.

Dari beberapa jenis tersebut, burung betet merupakan burung peniru yang terbaik. Hal ini tidak diketahui secara persis mengapa burung betet bisa menirukan suara dan burung lain tidak bisa menirukan suara, tapi kebanyakan ahli sepakat bahwa hal tersebut karena kecerdasan yang dimiliki burung betet dan struktur sosialnya.

Burung betet dikelompokkan menjadi dua famili yaitu Psittacidae ( Betet sejati) dan Cacatiuidae ( kakatua), burung betet diketahui sebagai burung yang sangat cerdas dan memiliki kesadaran diri (misalnya, mampu mengenali diri dalam cermin), yang merupakan sifat karakteristik dari hewan yang cerdas. Kekuatan otak dari burung betet jauh lebih unggul jika dibandingkan dengan burung lainnya seperti merpati dan ayam (ayam termasuk burung juga), sehingga mampu membantu mereka untuk menirukan suara yang mereka dengar.

Meskipun burung betet di penangkaran mampu menirukan suara manusia, para ilmuwan percaya bahwa mereka mengembangkan keterampilan imitasi tersebut sebagai sarana untuk bertahan hidup. Burung betet membentuk hubungan monogami yang kuat, dan kemampuan menirukan suara diantara pasangan dapat meningkatkan ikatan sosial, yang mengarah ke komunikasi yang lebih efektif dan kecenderungan yang lebih tinggi untuk menghasilkan keturunan. Dalam kelompok yang lebih besar dapat membantu mengidentifikasi anggota kelompok dan meningkatkan kesatuan. Karena sebagian besar jenis burung lainnya tidak memiliki struktur sosial yang maju, mereka tidak perlu untuk mengembangkan kemampuan menirukan suara.

Burung betet jantan cenderung menirukan suara lebih baik dibandingkan burung betet betina, hal ini kemungkinan karena burung betet jantan yang mampu menirukan berbagai macam suara mampu selamat dari ancaman predator lainnya dan oleh karena itu merupakan pasangan yang cocok bagi burung betet betina (karena kebanyakan burung betet memiliki warna yang sangat mencolok).

Burung betet jantan yang mampu menirukan suara yang berbeda dan beralih di antara suara-suara tersebut secara teratur cenderung menarik perhatian burung betet betina, di samping itu kemahiran vokal tersebut memungkinkan untuk mencegah predator atau saingan lainnya untuk menemukan lokasinya.

Burung betet tidak memiliki pita suara dan sebenarnya tidak dapat berbicara atau memahami apa maksud dari kata-kata. Sebaliknya, dengan belajar mengendalikan otot-otot di tenggorokan untuk mengubah tingkat aliran udara, mereka sejatinya hanya mengulang bunyi dan suara-suara yang mereka dengar. Beberapa spesies merupakan “tukang bicara” yang lebih baik daripada yang lainnya, dengan burung betet abu-abu dari Afrika yang dianggap sebagai burung betet yang terbaik.
Sumber https://lagump3apaaja.blogspot.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel